LT

Kamis, 24 Desember 2015

Selamat Kepada MTH - IBS


http://lutimterkini.com/berita-pemkab-lutim-turunkan-6-perahu-lanjutkan-pencarian-korban-km-marina.html

cuap-cuap


at sorowako


Jadi Jurnalis Itu Tantangan

Sejak pertama terjun ke dunia Jurnalistik tahun 2009 silam, yang ada di otak saya kala itu " sama aja dengan kerjaan yang lain ".  Namun ternyata apa yang saya pikirkan, eh ternyata salah besar. Menjadi seorang jurnalis sungguh merupakan suatu tantangan.

Kisahnya seperti ini, tahun 2009 saya banyak bergelut di dunia olahraga khususnya sepakbola. Selain menjadi pemain, saya juga tak jarang berkesempatan menjadi seorang panitia turnamen sepakbola. Kalau tidak salah, pertengan 2008 saya menjadi panpel turnament sepakbola Toddopuli Cup yang kebetulan dihelat di lapangan depan rumah saya.

Tiap sore usai pertadingan, saya selalu membuka laptop dan segera menulis jalannya pertandingan pada hari itu. ( Yah maklum, saya juga hobi nulis sih, hehehe ). Hingga beberapa hari jalannya turnament, saya ditemui seorang pria yang ngaku kepala biro koran Harian Palopo Pos (Fajar Grup). Dia bertanya pada saya. " Bos, adakah panitia yang mencatat jalannya pertandingan ini ? . Saya jawab " Yah, kebetulan saya sendiri. Dia langsung menawari saya untuk membuat suatu berita terkait jalannya pertandingan untuk kemudian diterbitkan ke korannya.

Keesekon harinya, saya langsung membuat berita jalannya dua laga sepakbola. Karena belum punya email kala itu, berita yang saya ketik langsung saya print out aja dan menyerahkan padanya. Esoknya lagi, saya baca di koran Palopo Pos, eh ternyata ada berita saya. Dan bangganya lagi, berita yang saya buat 90 persen sama dengan yang terbit di koran. ( hanya beda titik koma saja ).

Dalam hati saya langsung bertanya " Ternyata saya bisa juga jadi wartawan ". Eh rupanya, gayung bersambut. Beberapa hari kemudian, sang kepala biro menawari saya untuk bergabung di palopo pos. Dengan hati yang senang, yah pastilah saya terima.

2 -3 bulan menjadi seorang jurnalis, rasa capek kerap menghampiri saya apalagi ketika diutus oleh kantor untuk melakukan peliputan di wilayah terpencil. Namun yang namanya tanggung jawab, wajib dikerjakan apapun alasannya. Namun saya tak munafik, kadang juga dalam hati saya berfikir ini kerjaan atau siksaan ?

Akhirnya tahun pertama berhasil saya lewati dengan segala suka dan duka. Rintangan dan tantangan tak merubah tekad saya untuk menjadi seorang jurnalis sejati ( hehehe,, terlalu lebay yah ? ). Begitupun dengan tahun kedua hingga tahun ketiga. Sampai pada akhirnya  tahun 2013, saya memutuskan keluar dari palopo pos dan mencari tantangan baru di Media lain bernama Harian Rakyat Sulsel ( masih Fajar Grup ).

Kebetulan saat di Rakyat Sulsel, saya dipercaya menjadi Kepala Biro Kabupaten Luwu Timur. Dan pastinya, tantangan itu semakin berat. Namun alhamdulillah, berhasil saya lewati. Lagi-lagi semua itu karena doa dan kerja keras serta tekad yang ada dalam diri saya.

Puncaknya akhir tahun 2014 lalu, saya memutuskan keluar dari Rakyat Sulsel dan memutuskan membuat media sendiri bernama Lutimterkini.com. Meski hanya media online, namun espektasi dari masyarakat Luwu Timur terhadap media ini sangat tinggi. Satu tahun sejak terbitnya media online pertama di Luwu Timur ini, Lutimterkini.com terus membuat perubahan baik dalam tampilan maupun penyajian berita-berita yang tentunya ter-update.

Tentunya, semua itu tak mudah dilakukan. Tantangan demi tantangan terus menunggu. Apalagi saat ini sudah banyak bermunculan media online lainnya. Doakan saya, doakan kami, media Lutimterkini.com terus sukses, Amien...

Makasih,,